Grafik

Plan of traveling

Look Beauty in the Country

Production House

The best work is a hobby that produces

Welcome to VISASIA Entrepreneur Community

Bangun Team Work Anda bersama Visasia Entrepreneur Community (VISEC) dalam mewujudkan Group Bisnis Masa Depan Anda menghadapi Era Globalisasi 2021.

Jumat, 09 Januari 2015

BELI INDONESIA

Nasib bangsa Indonesia berada di tangan rakyat atau bangsa Indonesia sendiri. Tuhan YME tidak akan mengubah nasib suatu bangsa atau kaum sampai bangsa atau kaum tersebut mengubah nasibnya sendiri.  


Salah satu usaha yang dapat dan mudah kita lakukan yaitu membeli dan mengkonsumsi produk Indonesia sendiri. Apabila produk ini bagus atau baik maka akan menciptakan kebanggan nasional sehingga dapat menjadi idola di negeri sendiri dan saatnya nanti go international. Usaha ini mencerminkan Pancasila sila 3, Persatuan Indonesia serta sila 5, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Juga mengimplementasikan cita-cita Bung Karno tentang BERDIKARI(berdiri di atas kaki sendiri) terutama di bidang ekonomi. 


Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah sebuah peluang yang juga merupakan tantangan, Negeri ini harus segera berbenah dan tak layak tinggal diam. Indonesia memiliki banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan demi upaya memanfaatkan keterbukaan ASEAN. Dengan terbentuknya pasar tunggal yang bebas tersebut, hanya ada dua kemungkinan yang bisa terjadi terhadap posisi Indonesia dalam perekonomian ASEAN. Posisi itu, yakni menjadi pemain utama atau hanya duduk sebagai penonton. 

Masyarakat Ekonomi ASEAN itu menjadi trand bagi dunia, sehingga Indonesia harus mau dan ikut terlibat didalamnya. Pasar pada dasarnya tidak dapat diarahkan sesuai dengan keinginan kita, namun sebagai pengusaha perlu untuk melakukan kajian dalam bagaimana menciptakan produk yang sesuai dengan permintaan masyarakat, memperbaiki tampilan dan kemasan produk dan memasang harga jual yang kompetitif sehingga inverstor akan datang sendiri untuk mengembangkan usaha kita 

Pasar ASEAN yang sangat besar dan akan terus berkembang dalam beberapa tahun ke depan menjadi suatu peluang yang seharusnya bisa dimanfaatkan industri dalam negeri. kalau peluang ini tidak segera dimanfaatkan, kita akan tertinggal. Jangan sampai nantinya kita hanya terkesima melihat stabilitas lalu-lalang sumber daya asing di negeri ini, lalu perlahan terlena dan melupakan tujuan terciptanya masyarakat yang makmur dan sejahtera. 

Pasalnya, World Economic Forum dalam laporan The Global Competitiveness Report tahun 2013-2014, menempatkan Indonesia di peringkat ke-38 dari 148 negara. Bahkan berdasarkan daya saing, logistik, dan produktivitas tenaga kerja selama tahun 2012-2013, posisi Indonesia dibanding negara ASEAN lainnya mulai mengkhawatirkan, yakni berada di bawah Singapura, Malaysia dan Thailand. Dari data tersebut, tentunya hal ini merupakan tugas yang sangat berat bagi pemerintah untuk dapat memenangkan persaingan dalam MEA 2015 ini. Daya saing yang rendah memperlihatkan produktivitas rendah, meskipun APBNsudah menembus Rp 1.800 triliun, Pasar ekonomi Indonesia yang besar, kelas menengah yang semakin bertambah dan PDB per kapita yang mendekati USD5.000, memang mengindikasikan daya beli masyarakat kita sudah cukup tinggi. Tingginya daya beli ini akan menjadi bumerang bagi ”neraca ekonomi” kita bila daya saing dan kesiapan infrastruktur kita tidak segera dibenahi dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 ini. 

Di sisi lain, negeri ini memiliki bonus demografi dengan komposisi usia pemuda produktif, yang akan memberikan efek dahsyat bagi kemajuan ekonomi. Pemuda dianggap memiliki peran yang strategis dalam peningkatan daya saing global karena mereka adalah sosok individu yang mempunyai jiwa optimis, berpikir maju, dan berintelektual. Perubahan hampir selalu diprakarsai oleh para golongan muda( olok-olok je’nek ). Pemuda merupakan pilar bagi kebangkitan bangsa. 

Menurut Badan Pusat Statistik, tahun 2013 lalu jumlah pemuda mencapai 62,6 juta orang, atau rata-rata 25 persen dari proporsi jumlah penduduk secara keseluruhan. Berkaca pada data tersebut, kekuatan daya saing pemuda memegang peran penting dan strategis membawa arah perjalanan bangsa, termasuk dalam menghadapi peluang MEA 2015 ini yang sudah di depan mata. Pemuda dapat bertindak nyata dan menjadi faktor kebangkitan bangsa. 

Sayangnya, dari sejumlah indikator, daya saing pemuda belum menunjukkan potensi yang sebenarnya. Faktanya, saat ini pemuda banyak yang mengalami stagnansi dan distorsi peran mereka sebagai pemuda. Pemuda kehilangan pandangan-pandangan visioner, buta akan realitas sosial yang ada, ditambah dengan perilaku individualis, pragmatis, hedonis dan konsumtif yang menyebabkan menurunnya citra daya saing pemuda sebagai tonggak inovasi dan kedigdayaan suatu bangsa. 

Banyak pemuda kini yang mengaku peduli bangsa, namun hanya sekedar omongan belaka, bahkan merendahkan bangsa sendiri. Kritik yang disampaikan hanya berujung pada menjelekkan pemerintah, merendahkan penguasa, dan sibuk mencari kesalahan. Kita semakin kehilangan teladan yang intens memecahkan permasalahan kompleks di sekitar, terlebih memikirkan kemajuan bangsa. Semakin langka mereka yang terus gelisah saat melihat anak-anak jalanan kelaparan, membanggakan nama Indonesia di forum-forum internasional, dan bergerak membantu saat masih banyak orang miskin yang tidur di bawah jembatan. 

Untuk itu dibutuhkan suatu revitalisasi cara pandang pemuda yang dibawa pada sebuah langkah praktis untuk meningkatkan daya saing global. Sebagai pemuda Indonesia mari kita membangun sebuah pola pikir dan mental yang baik yang diwujudkan dalam sebuah langkah nyata yang mampu membantu menciptakan kedigdayaan bangsa ini. 

Komitmen pemerintah untuk mewadahi dan mengelola kaum muda agar menjadi faktor atau motor pertumbuhan daya saing melalui penegasan kecintaan terhadap tanah air, kecintaan terhadap produk-produk dalam negri, bangsa dan bahasa merupakan modal dasar untuk mempersatukan gagasan, tujuan dan perjuangan pemuda dalam mewujudkan kedaulatan, kemandirian dan kejayaan Indonesia. 

Mungkin sejenak kita harus lebih peka. Peka pada keadaan yang masih belum sempurna. Lebih banyak membaca masa lalu melalui buku-buku, menyusun rancangan masa depan dari pembelajaran yang telah lalu. Dengan begitu, nantinya diharapkan kita mampu bersaing dan siap menyambut Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 ini serta memberikan dampak dan peran yang besar bagi kemajuan bangsa, asalkan disertai dengan sejumlah upaya persiapan yang matang di segala sektor kehidupan, demi Indonesia yang lebih baik dan bermartabat. 

Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

Dalam perekonomian Indonesia Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar. Selain itu Kelompok ini terbukti tahan terhadap berbagai macam goncangan krisi ekonomi. Maka sudah menjadi keharusan penguatan kelompok usaha mikro, kecil dan menengah yang melibatkan banyak kelompok. Kriteria usaha yang termasuk dalam Usaha Mikro Kecil dan Menengah telah diatur dalam payung hukum berdasarkan undang-undang.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) ada beberapa kriteria yang dipergunakan untuk mendefinisikan Pengertian dan kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Pengertian-pengertian UMKM tersebut adalah :

1. Usaha Mikro
Kriteria kelompok Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

2. Usaha Kecil
Kriteria Usaha Kecil Adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.

3. Usaha Menengah
Kriteria Usaha Menengah Adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

KRITERIA UMKM BERDASARKAN ASSET
Kriteria Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM) menurut UU ini digolongkan berdasarkan jumlah aset dan Omset yang dimiliki oleh sebuah usaha.
 No     Usaha                           Kriteria
                            Asset                    Omzet
 1.  Usaha Mikro        Maks. 50 Juta            Maks. 300 Juta
 2.  Usaha Kecil      > 50 Juta – 500 Juta     > 300 Juta – 2,5 Miliar
 3.  Usaha Menengah   > 500 Juta – 10 Miliar   > 2,5 Miliar – 50 Miliar
KRITERIA UMKM BERDASARKAN PERKEMBANGAN
Selain berdasar Undang-undang tersebut, dari sudut pandang perkembangannya Usaha Kecil Dan Menengah dapat dikelompokkan dalam beberapa kriteria Usaha Kecil Dan Menengah yaitu :
Livelihood Activities, merupakan Usaha Kecil Menengah yang digunakan sebagai kesempatan kerja untuk mencari nafkah, yang lebih umum dikenal sebagai sektor informal. Contohnya adalah pedagang kaki lima.
Micro Enterprise, merupakan Usaha Kecil Menengah yang memiliki sifat pengrajin tetapi belum memiliki sifat kewirausahaan.
Small Dynamic Enterprise, merupakan Usaha Kecil Menengah yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan mampu menerima pekerjaan subkontrak dan ekspor
Fast Moving Enterprise, merupakam Usaha Kecil Menengah yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan akan melakukan transformasi menjadi Usaha Besar (UB).

KRITERIA UMKM BERDASARKAN LEMBAGA dan NEGARA ASING
Lembaga dan negara-negara asing mendefinisikan Kriteria Usaha Kecil dan Menengah berdasarkan pada beberapa hal yaitu, jumlah tenaga kerja, pendapatan dan jumlah aset. Kriteria Usaha Kecil Dan Menengah tersebut sebagai berikut:

I. Kriteria Usaha Kecil Dan Menengah Menurut World Bank
Menurut World Bank Usaha Kecil Dan Menengah dikelompokkan menjadi tiga kelompok:
A. Medium Enterprise, dengan kriteria :
1. Jumlah karyawan maksimal 300 orang
2. Pendapatan setahun hingga sejumlah $ 15 juta
3. Jumlah aset hingga sejumlah $ 15 juta

B. Small Enterprise, dengan kriteria :
1. Jumlah karyawan kurang dari 30 orang
2. Pendapatan setahun tidak melebihi $ 3 juta
3. Jumlah aset tidak melebihi $ 3 juta

C. Micro Enterprise, dengan kriteria :
1. Jumlah karyawan kurang dari 10 orang
2. Pendapatan setahun tidak melebihi $ 100 ribu
3. Jumlah aset tidak melebihi $ 100 ribu

II. Kriteria Usaha Kecil Dan Menengah Negara Singapura
Singapura mendefinisikan Usaha Kecil dan Menengah sebagai usaha yang memiliki minimal 30% pemegang saham lokal serta aset produktif tetap (fixed productive asset) di bawah SG $ 15 juta.

III. Kriteria Usaha Kecil Dan Menengah Negara Malaysia
Malaysia, menetapkan definisi UKM sebagai usaha yang memiliki jumlah karyawan yang bekerja penuh (full time worker) kurang dari 75 orang atau yang modal pemegang sahamnya kurang dari M $ 2,5 juta. Definisi ini dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Small Industry (SI), dengan kriteria jumlah karyawan 5 – 50 orang atau jumlah modal saham sampai sejumlah M $ 500 ribu
2.Medium Industry (MI), dengan kriteria jumlah karyawan 50 – 75 orang atau jumlah modal saham sampai sejumlah M $ 500 ribu – M $ 2,5 juta.

IV. Kriteria Usaha Kecil Dan Menengah Negara Jepang
Jepang, membagi Usaha Kecil dan Menengah sebagai berikut :
1. Mining and manufacturing, dengan kriteria jumah karyawan maksimal 300 orang atau jumlah modal saham sampai sejumlah US$2,5 juta.
2. Wholesale, dengan kriteria jumlah karyawan maksimal 100 orang atau jumlah modal saham sampai US$ 840 ribu
3. Retail, dengan kriteria jumlah karyawan maksimal 54 orang atau jumlah modal saham sampai US$ 820 ribu
4. Service, dengan kriteria jumlah karyawan maksimal 100 orang atau jumlah modal saham sampai US$ 420 ribu

V. Kriteria Usaha Kecil Dan Menengah Negara Korea Selatan
Korea Selatan, mendefinisikan UKM sebagai usaha yang jumlahnya di bawah 300 orang dan jumlah assetnya kurang dari US$ 60 juta.

VI. European Commision, membagi UKM ke dalam 3 jenis, yaitu :
A. Medium-sized Enterprise, dengan kriteria :
1. Jumlah karyawan kurang dari 250 orang
2. Pendapatan setahun tidak melebihi $ 50 juta
3. Jumlah aset tidak melebihi $ 50 juta

B. Small-sized Enterprise, dengan kriteria :
1. Jumlah karyawan kurang dari 50 orang
2. Pendapatan setahun tidak melebihi $ 10 juta
3. Jumlah aset tidak melebihi $ 13 juta

C Micro-sized Enterprise, dengan kriteria :
1. Jumlah karyawan kurang dari 10 orang
2. Pendapatan setahun tidak melebihi $ 2 juta
3. Jumlah aset tidak melebihi $ 2 juta

Sumber :
- Depkop Website
- Galeriukm
- http://infoukm.wordpress.com

Kamis, 08 Januari 2015

Ingin Punya Banyak Uang? Kuasai 3 Keahlian Ini

Memperoleh gaji besar tentu menjadi impian banyak pegawai. Namun seringkali, pekerjaan yang diperolehnya tak bisa memberi Anda bayaran yang besar. Bahkan, kadang dengan jabatan yang sama, 
Anda dapat memperoleh gaji yang lebih rendah dari rekannya.

Seperti dikutip dari Careerealism, Senin (2/12/2013), tak jarang pula saat melamar kerja, perusahaan menawarkan gaji yang lebih rendah dari yang Anda ajukan. Agar diterima kerja, kebanyakan calon pegawai menerima keputusan perusahaan begitu saja.
Terbukti, banyak sekali orang berbakat dan terampil dalam bekerja tapi tak mampu menerima upah tinggi. Kenyataannya, sejumah orang belum menyadari fakta bahwa tak ada perusahaan yang membayarnya dengan gaji tinggi hanya karena dirinya orang baik dan bekerja dengan benar.
Artinya, bukan hanya keterampilan bekerja atau memiliki karakter menyenangkan yang dapat membuat Anda mendapat bayaran dalam jumlah besar. Tetapi terdapat sejumlah kemampuan lain yang justru tidak secara profesional harus Anda kuasai guna meraup lebih banyak uang saat berkarir.
Jelasnya, berikut tiga kemampuan yang bisa membuat Anda mencetak uang lebih banyak:
1. Kemampuan untuk bernegosiasi untuk memperoleh lebih banyak bayaran.
2. Memahami cara menjual kemampuan sendiri secara efektif.
3. Yakin Anda memang pantas mendapatkannya.

(http://www.liputan6.com/)

Senin, 05 Januari 2015

TEKNIK DAN STRATEGI PEMASARAN


Setelah memahami perencanaan usaha, langkah selanjutnya adalah mempelajari dan melatih bagaimana barang dan jasa yang dihasilkan itu didistribusikan atau dipasarkan. Sesuai dengan definisi pemasaran yaitu kegiatan meneliti kebutuhan dan keinginan konsumen (probe/search), menghasilkan barang dan jasa sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen (product), menentukan tingkat harga (price), mempromosikannya agar produk dikenal konsumen (promotion), dan mendistribusikan produk ke tempat konsumen (place),  maka tujuan pemasaran adalah bagaimana agar barang dan jasa yang dihasilkan disukai, dibutuhkan, dan dibeli oleh konsumen (J. Supranto, 1993). Ini berarti, perhatian kita dalam pemasaran haruslah diawali dengan riset pemasaran yaitu untuk meneliti kebutuhan dan keinginan konsumen. Sesuai dengan tujuan pemasaran, maka inti pemasaran adalah penciptaan nilai yang lebih tinggi bagi konsumen daripada nilai yang diciptakan oleh pihak pesaing. Strategi usaha yang cocok dengan konsep tersebut adalah memproduksi barang dan jasa apa yang bisa dijual dan bukan menjual barang dan jasa apa yang bisa diproduksi. Strategi pertama sangat tepat dan sesuai dengan inti pemasaran, sedangkan strategi kedua tidak tepat karena tidak memperhatikan kebutuhan dan keinginan konsumen. Prinsip dasar pemasaran yaitu menciptakan nilai bagi langganan (customer value), keunggulan bersaing (competitive advantages), dan fokus pemasaran. Tujuan pemasaran bukan mendapatkan langganan (get customer), akan tetapi memperbaiki situasi bersaing (improve competitive situation). Dalam konteks ini, seorang wirausaha harus mampu memproduksi barang dan jasa dengan mutu yang lebih baik, harga yang lebih murah, dan penyerahan yang lebih cepat daripada pesaing dan juga harus memiliki ikatan management antara pelaku usaha dengan konsumennya.

1.PERENCANAAN PEMASARAN
Pembahasan tentang strategi perusahaan, tidak bisa lepas dari perencanaan, arahan, atau acuan gerak langkah perusahaan untuk mencapai suatu tujuan. Ada beberapa langkah dalam merencanakan pemasaran bagi usaha baru:

Langkah 1: Penentuan Kebutuhan dan Keinginan Pelanggan
Untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan pelanggan, pertama-tama harus dilakukan penelitian pasar atau riset pemasaran. Riset pasar harus diarahkan pada kebutuhan konsumen, misalnya barang atau jasa apa yang diinginkan dan dibutuhkan konsumen, berapa jumlahnya, kualitas yang bagaimana, siapa yang membutuhkan, dan kapan mereka memerlukan. Riset pasar dimaksudkan untuk menentukan segmen pasar dan karakteristik konsumen yang ditujuh.

Langkah 2: Memilih Pasar Sasaran Khusus (Special Target Market)
Setelah mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen, langkah berikutnya adalah memilih pasar sasaran khusus. Ada tiga jenis pasar sasaran khusus, yaitu:
  1. Pasar individual (individual market). 
  2. Pasar khusus (niche market) dalam arti memiliki mitra dengan konsumen dalam satu ikatan management. 
  3. Segmentasi pasar (market segmentation).
Dari tiga altematif pasar sasaran tersebut, bagi perusahaan kecil dan usaha baru lebih tepat bila memilih pasar khusus (niche market) dan pasar individual (individual market). Sedangkan untuk perusahaan menengah dan besar lebih baik memilih segmen pasar (segmentation market).

Langkah 3: Menempatkan Strategi Pemasaran dalam Persaingan
Penerapan strategi pemasaran sangat tergantung pada keadaan lingkungan persaingan pasar yang ada dari hari kehari. Keberhasilan dalam segmentasi pasar sangat tergantung pada potensi yang menggambarkan permintaan dari lingkungan persaingan. Ada enam strategi untuk memenuhi permintaan dari lingkungan yang bersaing:
  1. Berorientasi pada pelanggan (customer orientation)
  2. Kualitas (quality), ialah mengutamakan Total Quality Management (TQM) yaitu efektif, efisien, dan tepat.
  3. Kenyamanan (convenience), yaitu memfokuskan perhatian pada kesenangan hidup, kenyamanan, dan kenikmatan.
  4. Inovasi (innovation), yaitu harus berkonsentrasi untuk berinovasi dalam produk, jasa, maupun proses.
  5. Kecepatan (speed), atau disebut juga Time Compression Management (TCM), yang diwujudkan dalam bentuk: (a)Kecepatan untuk menempatkan produk baru di pasar.
    (b)Memperpendek waktu untuk merespons keinginan dan kebutuhan pelanggan (customer response time).

  6. Pelayanan dan kepuasan pelanggan.
Langkah 4: Pemilihan Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran ialah paduan dari kinerja wirausaha dengan hasil pengujian dan penelitian pasar sebelumnya dalam mengembangkan keberhasilan strategi pemasaran. Untuk menarik konsumen, wirausaha bisa merekayasa indikator-indikator yang terdapat dalam bauran pemasaran (marketing mix), yaitu probe, product, price, place, promotian.

2.BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX)
Penelitian dan Pengembangan Pasar (Probe)
Seperti telah dikemukakan bahwa langkah pertama dalam kegiatan pemasaran adalah meneliti kebutuhan dan keinginan konsumen. Berapa jumlahnya, bagaimana daya belinya, di mana tempat konsumennya, dan berapa permintaannya. Semua ini merupakan informasi penting bagi pemasaran produk baru. Menurut Peggy Lambing dan Charles L. Kuehl (2000: 153), keunggulan bersaing perusahaan baru terletak pada perbedaan (diferensiasi) perusahaan tersebut dengan pesaingnya dalam hal:
  1. Kualitas yang lebih baik.
  2. Harga yang lebih murah dan bisa ditawar. 
  3. Lokasi yang lebih cocok, lebih dekat, lebih cepat. 
  4. Seleksi barang dan jasa yang lebih menarik.
  5. Pelayanan yang lebih menarik dan lebih memuaskan konsumen. 
  6. Kecepatan, baik dalam pelayanan maupun dalam penyaluran barang.
Oleh sebab itu, menurut Zimmerer (1996: 117), bagi usaha baru. sangatlah cocok untuk menerapkan strategi market driven. Strategi ini dibangun berdasarkan tujuh pondasi:
  1. Orientasi konsumen. 
  2. Kualitas.
  3. Kenyamanan dan kesenangan. 
  4. Inovasi. 
  5. Kecepatan.
  6. Pelayanan dan kepuasan pelanggan. 
  7. Timbal balik yang mengutungkan bagi konsumen.
Berorientasi pada Konsumen
Usaha baru yang berhasil pada umumnya memusatkan perhatian pada pengembangan sikap yang berorientasi kepada kepuasan stakeholder (stakeholder satisfaction). Dalam pemasaran, orientasi itu tentunya kepada kepuasan pelanggan dengan prinsip-prinsip pokok sebagai berikut:
  1. Bila ada pelanggan yang merasa kurang puas, penuhilah secepat mungkin kekurangan tersebut. 
  2. Doronglah pelanggan untuk mengajukan keluhan bila kurang memuaskan.
  3. Mintalah umpan balik (feed-back) dari karyawan tentang upaya perbaikan pelayanan yang harus diberikan kepada pelanggan.
  4. Buatlah komitmen untuk membuat pelayanan terbaik kepada konsumen.
  5. Izinkan manajer untuk menunggu. pelanggan temporer. 
  6. Hati-hati dalam memilih dan melatih seseorang yang akan berhubungan dengan pelanggan. 
  7. Kembangkan pelayanan bagi karyawan, sehingga komunikasi betul-betul mengarah pada pelanggan. 
  8. Berikan insentif kepada karyawan yang betul-betul memberikan pelayanan istimewa kepada pelanggan.

Kualitas 
Agar berhasil dalam persaingan global, sangatlah penting bagi perusahaan untuk memperhatikan kualitas barang dan jasa serta pelayanan. Akhir-akhir ini, perbaikan kualitas telah dijadikan tujuan strategi beberapa perusahaan di dunia, yang kemudian secara. integral dijadikan bagian dari budaya perusahaan. Perbaikan kualitas tersebut terangkum dalam Total Quality Management (TQM).
Secara filosofis, Total Quality Management (TQM), nilai-nilai dan kerja keras tidak hanya ditujukan untuk mempertahankan kualitas barang dan jasa tetapi juga untuk mempertahankan kualitas usaha dan pelayanan kepada pelanggan. Kunci utama dalam mengembangkan TQM justru. terletak pada perhatian khusus kepada pelanggan. Artinya,’ kualitas harus mencerminkan kebutuhan dan keinginan pelanggan.
Bagaimana pelanggan menginterpretasikan kualitas? Berdasarkan hasil survei di Amerika Serikat, menurut Zimmerer (1996) ada lima macam komponen kualitas yang secara berurutan perlu diperhatikan, yaitu: 
  1.     Ketepatan (reliability), yaitu rata-rata kelalaian/pengabaian. 
  2.     Daya tahan (durability), yaitu berapa lama barang dan jasa tersebut dapat dipakai/ bertahan.
  3.     Mudah digunakan (easy of use), yaitu barang dan jasa tersebut memberikan kemudahan untuk digunakan.
  4.     Nama merek yang terkenal dan dipercaya (known and trusted brand name). 
  5.     Harga yang relatif rendah (low price).
Barang dan jasa yang cepat, tepat, hemat, sehat, kuat, dan terkenal merupakan prasyarat bagi perusahaan dalam mempertahankan kualitas. Barang dan jasa harus cepat dan tepat dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Selain itu, barang dan jasa itu harus tahan lama atau tidak mudah rusak dan mudah digunakan oleh siapa pun dan kapan pun. Komponen lain dari kualitas yang tidak kalah pentingnya adalah harga yang murah dan merek yang terkenal. Merek yang terkenal dan harga yang terjangkau sangat menarik dan merangsang konsumen sekaligus mencerminkan kualitas yang dikehendaki konsumen.
Sedangkan di bidang jasa pelayanan, konsumen ingin melihat jasa perusahaan yang mencerminkan beberapa karakteristik sebagai berikut:
  1.     jelas/nyata (tangibles), yaitu jelas ada fasilitas, ada peralatan dan ada orang yang melayaninya. 
  2.      Ketepatan (reliability), yaitu memenuhi apa yang dikatakan itu sesuai dengan apa yang dilakukan atau tepat janji dan tepat pelayanan. 
  3.         Ketanggapan (responsiveness), yaitu tanggap terhadap keinginan pelanggan. 
  4.     Terjamin dan penuh empati (assurance and empathy), yaitu menimbulkan sikap yang menyenangkan. Dengan kata lain, pelayanan itu harus cepat, tepat, hemat, sehat, dan nikmat. Artinya, ada garansi yang menimbulkan rasa aman dan senang.
Pedoman penting untuk mencapai sasaran kualitas seperti di atas dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
  1.     Bangun kualitas ke dalam proses. 
  2.     Kembangkan tim kerja dan sebar luaskan sampai departemen. 
  3.     Mantapkan ikatan dengan pemasok secara khusus.
  4.     Latihlah manajer dan karyawan agar mereka partisipasi dalam program peningkatan kualitas. 
  5.     Berdayakan karyawan pada setiap tingkatan organisasi, berikan wewenang dan tanggung jawab dalam membuat keputusan untuk menentukan kualitas. 
  6.     Mantapkan komitmen manajer terhadap kualitas.
  7.     Berikan insentif kepada orang yangbekerja berkualitas. 
  8.     Kembangkan strategi perusahaan dalam perbaikan kualitas.
  
Kenyamanan
Untuk mengetahui kenyamanan, dilakukan dengan cara meminta informasi kepada pelanggan, misalnya kesenangan apa yang mereka inginkan dan mereka harapkan dari pelayanan yang disajikan perusahaan? Untuk memberikan pelayanan yang menyenangkan harus diperhatikan hal-hal berikut:
  1.     Lokasi usaha harus dekat dengan pelanggan.
  2.     Berikan kemudahan-kemudahan kepada pelanggan. 
  3.    Tentukan jam kerja yang menyenangkan bagi pelanggan. Apakah perusahaan buka seminggu penuh atau semalam suntuk. 
  4.     Tetapkan apakah barang perlu diantar atau tidak. 
  5.     Berikan kemudahan untuk menggunakan cara kredit. 
  6.     Latihlah karyawan untuk dapat melakukan transaksi dengan cepat, tepat, hemat, dan sopan.
Inovasi
Inovasi merupakan kunci keberhasilan bagi usaha baru. Perubahan pasar yang sangat cepat dan persaingan yang kompleks menuntut inovasi yang terus-menerus. Inovasi yang terus-menerus merupakan suatu kekuatan bagi wirausaha dalam. meraih sukses usahanya. Beberapa bentuk inovasi yang lazim. dan terkenal ialah dalam bentuk produk baru, perbedaan teknik/cara, dan pendekatan baru dalam memperkenalkannya.

Kecepatan
Kecepatan merupakan kekuatan dalam persaingan. Dengan kecepatan berati mengurangi biaya, meningkatkan kualitas, dan memenuhi permintaan pasar. Secara filosopi, kecepatan disebut Time Compression Management (TCM), yang memiliki dua aspek, yaitu: (1) Mempercepat produk baru ke pasar, dan (2) Memperpendek waktu dalam merespons permintaan pelanggan baik dalam memproses produk maupun dalam mendistribusikan atau menyampaikannya.
Agar perusahaan yang mementingkan TQM dapat bersaing, hendaknya melakukan hal-hal sebagai berikut:
  1.     Perbaharui keseluruhan proses sehingga menjadi lebih cepat.
  2.    Ciptakan fungsi silang dari tim kerja, berikan wewenang untuk memecahkan persoalan. Tim kerja yang yang dimaksud adalah insinyur, pekerja yang dipabrik penjual, ahli kualitas, dan bahkan pelanggan. 
  3.    Arahkan tujuan secara agresif untuk mengurangi waktu dan memperpendek jadwal. Melalui TQM diharapkan dapat mengurangi siklus waktu, misalnya yang seharusnya beberapa minggu menjadi beberapa hari atau jam saja, seharusnya sebulan hanya beberapa minggu saja, dan seterusnya.Tanamkan budaya cepat.
  4.     Pelayanan harus cepat namun tepat, hemat, dan sopan. 
  5.     Gunakan teknologi yang dapat mempercepat proses.
Pelayanan dan Kepuasan Pelanggan
Wirausaha mengetahui bahwa salah satu cara terbaik untuk mempertahankan pelanggan dan menarik pelanggan baru adalah dengan menyajikan pelayanan yang lebih baik yang tidak tertandingi oleh pesaing lain. Cara menciptakan pelayanan dan kepuasan pelanggan dapat dilakukan sebagai berikut:
  1.     Dengarkan dan perhatikan pelanggan. 
  2.     Tetapkan pelayanan yang terbaik. 
  3.     Tetapkan ukuran dan kinerja standar. 
  4.     Berikan perlindungan hak-hak karyawan.
  5.     Latih karyawan cara memberikan pelayanan yang istimewa.
  6.     Gunakan teknologi yang memberikan pelayanan terbaik.
 Timbal balik yang mengutungkan bagi konsumen.
 strategi marketing baru untuk mendapatkan konsumen yang royal, perlu adanya ikatan kerjasama mitra antara pelaku usaha, konsumen dan suatu badan sebagai sentralisasi management untuk mengolah kebiasaan belanja konsumen untuk bisa menghasilkan atau bahasa lain sebagai tabungan dari setiap pembelanjaan yang telah kosumen lakukan. strategi ini telah diterap oleh PT VISI ASIA GLOBAL sebagai salah satu perusahaan sentral management, salah satu tujuannya adalah  untuk meningkatkan produksi UMKM dan sekaligus menyiapkan pasar untuk UMKM tersebut. semuanya ini akan bisa trealiasi ketika adanya kesepakatan kerjasama antara pelaku usaha, konsumen dan PT VISI ASIA GLOBAL sebagai pihak management. sharing profite.

JOIN NOW

Minggu, 04 Januari 2015

Masyarakat Ekonomi Asian dan Penggiat Entrepreneur

Indonesia adalah salah satu anggota negara ASEAN, Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (Perbara) atau lebih populer dengan sebutan Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) yang merupakan sebuah organisasi geo-politik dan ekonomi dari negara-negara di kawasan Asia Tenggara.

Organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan pengembangan kebudayaan negara-negara anggotanya, memajukan perdamaian dan stabilitas ditingkat regional serta meningkatkan kesempatan untuk membahas perbedaan di antara anggotanya dengan damai.

ASEAN adalah sebuah entitas tunggal, maka ASEAN akan duduk sebagai pelopor ekonomi terbesar kesembilan setelah Amerika Serikat, Cina, Jepang, Jerman, Perancis, Brazil, Inggris, dan Italia.  Oleh karenanya, ASEAN  berupaya untuk membuka globalisasi ekonomi yang dinamakan Masyarakat Ekonomi ASEAN (  MEA ) 2015.

Artinya, Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 bukan saja pergerakan antar barang, tetapi akan ada pergerakan orang yang bebas masuk ke Indonesia. Untuk itu Indonesia perlu mempersiapkannya, hal ini sebagai tantangan juga peluang, sebab Indonesia memiliki bonus dari segi demografi dengan pekerja produktif terbanyak dengan kisar usia 17-40 tahun.

Jangan heran, bila ada orang Korea, Jepang dan India serta orang asing lainnya yang membuka kedai, warung dan toko dan lain disekitar rumah atau wilayah anda, tanpa harus ‘permisi’ dengan anda dan pemerintah setempat, sebab itulah sebuah konsekuensi dari MEA 2015.

Memang, MEA 2015 bukanlah sosok ‘monster’ yang menakutkan sebagaimana praktisi ekonomi menanggapinya. Akan tetapi, Masyarakat Ekonomi ASEAN harus perlu memahami dan mampu menentukan langkah serta persiapan matang baik dalam bidang politik, sosial, budaya, hankam, pendidikan, dan tak kalah penting dalam bidang ekonomi. Persoalan ekonomi sudah pasti memegang peranan yang sangat vital bagi keberlangsungan hidup suatu bangsa. Utamanya pemberdayaan dan pengembangan pada sektor Industri Kreatif. 

Peran Pemerintah sebagai pengayom serta pengatur kehidupan masyarakat hendaknya sudah melakukan gerak langkah yang cepat dan tepat untuk  mempersiapkan hal tersebut, karena pertumbuhan ekonomi dan persaingan yang ketat dalam “Pasar Bebas” tidak dapat dielakkan lagi. Pemerintah dengan berbagai programnya harusnya melakukan proteksi pada pelaku ekonomi bisnis, produsen, konsumen, atau distributor.

Harus dimaklumi bahwa Indonesia dikenal sebagai masyarakat konsumen yang terbesar di Asia Tenggara, karena itu Indonesia dijadikan ‘sasaran tembak’ bagi negara-negara produsen untuk memasarkan produknya. Seyogyanya,  kita harus sadar diri akan hal itu dan terus berusaha membangun Sumber Daya Manusia (SDM).

Bicara soal Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM), Indonesia adalah negara yang cukup menjanjikan tentang hal tersebut, sehingga mampu menumbuhkan semangat berwirausaha atau Entrepreneurship, sekaligus membuka lapangan kerja yang seluas-luasnya. Artinya, Indonesia harus mampu berbicara di dunia internasional, bahwa Indonesia adalah negara yang Eksportir dan maju, mampu menjawab segala tantangan. Indonesia bukan lagi negara ‘sampah’ yang selalu menerima ‘barang-barang sampah’, seperti kondom bekas, pakaian cakar, kapal bekas, pesawat bekas dan lainnya.  

Inilah pekerjaan rumah yang cukup rumit bagi pemerintah harus diselesaikan, kerena harus star dari nol kembali. Maklum saja,  membekali dengan pengetahuan saja tidak cukup, maka langkah selanjutnya adalah melakukan kegiatan penguatan industri kreatif,  promosi,  pameran dan workshop barang hasil wirausaha  untuk semua sektor usaha baik dalam skala kecil maupun besar.

Langkah ini tidak akan sukses ketika tidak disertai membangun “Lingkaran Komunitas”.  Kewirausahaan tanpa komunitas (entrepreneur non community) akan menjadi ‘tontonan’ yang ironis ketika para wirausaha hanya berpijak pada keuntungan semata. Padahal, kewirausahaan akan menjadi hidup, ketika disertai dengan komunitas yang berbasis pembinaan, sehingga konsumen mampu menikmati nilai tambah (poin) networking, sekaligus produk terpasarkan dengan kualitas dan daya saing yang cukup memuaskan.

Pemerintah harusnya menangkap peluang ini, lalu melakukan proteksi pada produk hasil wirausaha terutama produk asli Indonesia. Pemerintah perlu juga mengekspor produk wirusaha daerah pedalaman. Dengan demikian, akan banyak barang baru dalam dunia wirausaha. Alangkah lebih bagus, jika para pejabat mulai membeli atau mengkonsumsi hasil industri kreatif ketimbang membeli barang mahal ( impor).

Kesiapan Entrepreneur Indonesia menghadapi MEA, memang masih tanda tanya, dengan mentalitas kebangsaan memahami peluang dan daya saing, hingga memahami seputar entrepreneur sebagai persiapan menuju Globalisasi Ekonomi yang dapat bersaing dengan lainnya. Pada prinsipnya, MEA merupakan bagian kecenderungan dunia dalam pergaulan ekonomi dengan semangat anti tariff barriers, anti proteksi dan anti subsdi dalam suatu kawasan dalam perjanjian multilateral yang juga mengacu pada World Trade Organization, namun dapat disesuaikan dengan kawasan tersebut dapat juga bersubsidi.


Indonesia  perlu menyiapkan benteng dalam menghadapi tantangan tersebut dengan mengeluarkan regulasi dalam bentuk peraturan. Terdapat 3 peraturan perundang-undangan yang penting dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN, yaitu Undang-Undang mengenai perindustrian, perdagangan dan standarisasi sebagai bentuk proteksi. Intinya, MEA 2015 akan menjadi trand bagi dunia, sehingga Indonesia harus mau dan ikut terlibat didalamnya. Pasar Bebas pada dasarnya tidak dapat diarahkan sesuai dengan keinginan kita, namun sebagai pengusaha perlu untuk melakukan kajian dalam bagaimana menciptakan produk yang sesuai dengan permintaan masyarakat, memperbaiki tampilan dan kemasan produk dan memasang harga jual yang kompetitif sehingga inverstor akan datang sendiri untuk mengembangkan usaha kita.

Jumat, 02 Januari 2015

TENTANG VISASIA


VISASIA ENTREPRENEUR COMMUNITYadalah nama Lembaga atau Organisasi yang bergerak dalam ruang lingkup Komunitas Kewirausahaan, dimana program kerjanya bergerak melingkupi bidang Pendidikan(Edukasi & Training), Internet (Tool/Alat Bantu)dan Team Work (Community Development).

Sebagai lembaga komunitas kewirausahaan, VISASIA beranggotakan (member) hampir 5 ribu orang, dalam jangka tiga bulan berjalan dan keanggotaan tersebut dinamis. Artinya, ini sebuah angka fantastis dan dahsyat untuk sebuah pertumbuhan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Angka ini pun menjadi perhatian yang serius dari ribuan lapisan masyarakat yang notabenenya berasal dari berbagai kalangan dan strata sosial. 

Komunitas VISASIA terdiri dari member yang memiliki UMKM dan member non UMKM, mereka bak lingkaran Komunitas yang terus “TAWAF” mengelilingi VISASIA Entrepreneur Community, sebagai paradigma usaha ekonomi bangsa yang terangkai dalam sistem Industri Teknologi (IT).

 Peran Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang berbasis IT memang sangat signifikan. Pasalnya, Pasar Bebas sangat bergantung pada peran IT yang canggih, seperti VISASIA dengan visi yang mulia, menjadi pelopor dalam pengembangan komunitas bisnis dengan menjadikan Teknologi Internet sebagai media utama.

 Kini VISASIA mengembangkan sayapnya seanterio jagat dengan senantiasa menggandeng UMKM dari berbagai sektor usaha sebagai mitra atau join dalam membangun paradigma usaha mikro kecil dan menengah, sejalan dengan tujuan sejumlah UU dan Peraturan tentang UKM, seperti UU No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil;  PP No. 44 Tahun 1997 tentang Kemitraan ;  PP No. 32 Tahun 1998 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil ; Inpres No. 10 Tahun 1999 tentang Pemberdayaan Usaha Menengah ; Keppres No. 127 Tahun 2001 tentang Bidang/Jenis Usaha Yang Dicadangkan Untuk Usaha Kecil dan Bidang/Jenis Usaha Yang Terbuka Untuk Usaha Menengah atau Besar Dengan Syarat Kemitraan ; Keppres No. 56 Tahun 2002 tentang Restrukturisasi Kredit Usaha Kecil dan Menengah ; Permenneg BUMN Per-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan ;  Permenneg BUMN Per-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara ; Undang-undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

Dalam perspektif perkembangannya, VISASIA dan UMKM diklasifikasikan menjadi 4 (empat) kelompok yaitu : 1). Livelihood Activities, merupakan UKM yang digunakan sebagai kesempatan kerja untuk mencari nafkah, yang lebih umum dikenal sebagai sektor informal. Contohnya adalah pedagang kaki lima.  2) Micro Enterprise, merupakan UKM yang memiliki sifat pengrajin tetapi belum memiliki sifat kewirausahaan.  3) Small Dynamic Enterprise,merupakan UKM yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan mampu menerima pekerjaan subkontrak dan ekspor. 4) Fast Moving Enterprise, merupakam UKM yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan akan melakukan transformasi menjadi Usaha Besar (UB).

UMKM VISASIA sebagai potret ekonomi masadepan, dimana banyak negara berkembang dan maju membutuhkan legalitas usaha kepemilikan dan promosi usaha serta konsumen untuk dapat masuk sebagai ‘pemain’ dalam menjawab tantangan PASAR BEBAS (Globalisasi Ekonomi Pasar).

Indonesia sebagai arus lalulintas Pasar Bebas, digaris katulistiwa akan merasakan efek Pasar Bebas dan menjadi kekuatiran, apabila sektor UMKM ini tidak menjadi perhatian serius bagi pemerintah sebagai garda terdepan perekonomian bangsa. Pasar bebas akan menjadi keputusan ekonomi dan aksi oleh individu yang berhubungan dengan uang, barang, dan jasa adalah sukarela, sedangkan Globalisasi Ekonomi akan bergerak cepat sesuai arus barang, jasa dan uang di dunia secara dinamis, secara prinsip ekonomi, berbagai hambatan akan dapat diatasi secara lancar dan dinamis.

Keprihatinan akan kondisi Pasar Bebas tersebut sudah terjawab oleh VISASIA Entrepreneur Community (visec) dalam berkolaborasi dengan ratusan UMKM. Hal ini VISASIA sudah join atau bermitra  ratusan UMKM yang tersebar diberbagai daerah. Dan kemungkinan besar kedepan mitra usaha VISASIA akan bertambah sesuai permintaan pasar.

Dalam Misinya Visasia,  Membuka kesempatan kepada setiap orang untuk memiliki usaha mandiri melalui suatu wahana komunitas melalui kegiatan-kegiatan. Menjadikan kebiasaan setiap orang dalam bersosialisasi dan memanfaatkan  internet sebagai media mempromosikan kepada orang lain (Word Of Mouth) sebagai aktivitas produktif yang dapat menghasilkan keuntungan financial (residual income).


Memberikan edukasi dan pelayanan terbaik kepada setiap orang yang punya cita-cita untuk sukses, dengan mengedepankan prinsip kerjasama yang saling menguntungkan. Melakukan Usaha-usaha lain yang sejalan dengan maksud dan tujuan perkumpulan dalam arti kata seluas-luasnya yang tidak bertentangan dengan undang-undang.

 Intinya, VISASIA Entrepreneur Community (visec) adalah Lembaga Komunitas Wirausaha, menawarkan join,  share dan kemitraan bisnis atau usaha dengan dan saling berbagi, sama rata - sama rasa, tanpa ada yang dirugikan secara sepihak.

Keuntungan rill dari VISASIA akan terus melaksanakan program kerjanya pada semua komunitas sosial yang layak dibantu dan dikembangkan, diantaranya : Mengembangkan Kegiatan dalam bidang sosial dan Kemanusiaan. Melakukan Penelitian tentang Potensi-potensi bisnis yang bisa dikembangkan oleh setiap orang untuk meraih kemerdekaan Financial. Mengembangkan riset dan  kegitan dalam bidang pengembangan IT. 

VISASIA Entrepreneur Community (visec) sebagai wadah atau wahana dalam menampung aspirasi dan inspirasi masyarakat dan UMKM bagi semua kalangan. Olehnya itu, VISASIA dapat menjadi konsep pencerahan bagi anak bangsa dalam membangun NKRI sesuai Pasal 33 UUD 1945 merupakan pasal yang mengatur tentang kebijakan pengelolaan SDA atau mengatur tentang kebijakan pengelolaan perekonomian Indonesia. Bahwa Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.

surga kecil di ujung timur pulau Flores (ADONARA)

Adonara - Bani
secara administratif, termasuk kabupaten flores timur, propinsi nusa tenggara timur, Indonesia. Adonara merupakan salah satu dari tiga pulau utama pada kepulauan di kabupaten Flores Timur. Adonara merupakan salah satu kerajaan yang didirikan pada tahun 1950. keindahan pantai tak hanya dimiliki oleh bali atau pulau dewata. di nusa tenggara timur, terdapat banyak lokasi yang menyimpan sejuta pesona. pantai neren wato tena, terbilang masih perawan karena terletak jauh dari kota kupang. pesona laut biru yang menggoda dan ditambah formasi batuan unik yang menambah eksotiknya pantai ini.

secara umum masyarakat di pulau Adonara bertani, karena kondisi geografisnya, petani disini adalah petani lahan kering. hasil utama dari pertanian ini adalah : jagung, ubi atau singkong serta tanaman perkebunan seperti kelapa, tembakau, vanili, coklat dan cengkeh.

pariwisata di pulau adonara belum berkembang dan belum terekploitasi, tetapi din satu sisi, hal ini menyimpan berkah selama perjalanan dan ingin menikmati alam yang benar-benar masih perawan. wisata alam yang ditawarkan di adonara cukup beragam, mulai gunung sampai pantai ada. pulau adonara, mempunyai banyak pantai dan bahkan belum diberi nama yang jelas dan belum diurus layaknya tempat wisata.

MENGAPA SAYA HARUS KESANA...?

Adonara - Lewo buto
senang berjalan menyusuri pantai...? anda akan dimanjakan dengan bentangan pasir putih hingga tujuh kilometer, sungguh ciptaan Tuhan yang rugi kalau tidak dinikmati. namun sayang, wisata neren watotena ini sulit dijangkau dari pusat kota. watotena dalam arti bahasa indonesia adalah kapalbatu, pantai ini berada di garis pantai adonara timur dengan pasir putihnya pantai ini di penuhi oleh batuan besar seperti kapal,. saat ini pantai watotena ini dikelola oleh warga asli setempat.

banyak turis yang datang ke adonara sebagai tambahan wisata saat mengikuti acara samana santa saat perayaan paskah di larantuka. ada juga traveller yang sengaja transite sebelum pergi ke desa pemburu ikan paus di pulau kembata. dengan usaha sedikit menembus hutan dan jalanan yang berbatu, kita tidak akan menyesal karena pantai pasir putih adonara akan menyambut anda.

Adonara - wato tena
karena pulau ini tidak terlalu luas, kita dapat menikmati banyak pantai dalam waktu singkat. akan tetapi, tidak disarankan untuk snorkling ataupun diving disini. larangan ini ada karena lepas pantai yang ada di antara pulau flores dan lembata ini banyak terdapat pusaran arus dah arus bawah yang deras. tidak hanya itu, pulau adonara terdiri dari desa-desa yang indah dan makmur. tempat wisata atau tempat rekreasi yang sangat indah, bersih, nyaman dan tertata secara tradisional. pantai-pantai di selatan pulau adonara itu menjadi pilihan wisatawan domestik sambil menikmati gemuruh lalu lintas kapal-kapal motor yang mengangkut penumpang dari larantuka ke lewoleba ataupun sebaliknya.

pulau adonara terasa begitu indah ketika menjelang senja, saat sang surya beranjak ke peranduannya, hembusan angin pantai yang menghempas dedaunan kelapa di pantai itu, membuat nyiur seakan-akan melambai lambai.

BAGAIMANA CARANYA SAYA KESANA...?

Adonara - Terong
akses untuk menujuh ketempat ini tidak terlalu sulit., kita harus terlebih dulu transit di Kupang ataupun Maumere. Jika waktu menjadi salah satu pertimbangan, Anda dapat langsung melakukan perjalanan menggunakan penerbangan pesawat Transnusa ataupun Susi Air yang terbang langsung dari Kupang ke Larantuka, ibukota Kabupaten Flores Timur., kemudian untuk menujuh ke pulau Adonara kita harus menggunakan kapal motor (jalur laut) untuk sampai di kota kecamatan adonara timur yaitu waiwerang kurang lebih 2 jam perjalanan, setelah itu untuk menujuh ke pantai wato tena kita bisa mengunakan jalur darat berupa mobil atau bemo angkutan umum sekitar 1 jam perjalanan untuk sampai di pantai wato tena yang berada di desa bunga lawa kecamatan ile boleng.

BAGAIMANA DENGAN AKOMODASINYA...?

jangan berharap ada gerbang masuk tempat wisata yang layak disertai berbagai fasilitas, seperti makanan dan minuman. semuanya harus disiapkan sendiri. infrastruktur jalanan di wilayah ini cukup baik, walaupun belum mencakup seluruh daerahnya. pilihan homestay di rumah warga adalah pilihan yang terbaik.

KAPAN SEBAIKNYA SAYA KESANA...?

waktu terbaik untuk berkunjung ke pulau adonara adalah bulan MEI-AGUSTUS

PERSIAPAN SEBELUM KESANA...?

Adonara - Wai taga
  • sangat bijak ketika anda selalu menyediakan air untuk diminum dalam kemasan yang mudah dibawa.
  • cream pelindung hendaknya selalu dibawa karena udaranya disana cukup panas walaupun hembusan anginnya cukup dingin
  • anda juga perlu membawa anti nyamuk
  • gunakan pelindung kaki yang simple dibawa untuk menghindari banyaknya bulu babi di pantai
  • snak atau cemilan